BanyuwangiNews.com – Keramaian warga Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kamis (8/5/2025) malam, menarik perhatian banyak pihak. Seorang pria berambut putih, yang belakangan diketahui bernama Robyek asal Ponorogo, diarak massa setelah dituduh hendak menculik anak. Namun, hasil penyelidikan menunjukkan Robyek adalah seorang ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa), dan tidak terbukti melakukan penculikan.

Kejadian bermula saat Robyek terlihat berjalan bersama seorang anak bernama Jendo sejauh satu kilometer. Warga yang mengenal anak itu segera mencegah mereka dan mengembalikan sang anak ke rumahnya. Namun Robyek yang tetap tinggal di desa hingga malam hari akhirnya diamankan warga dan diserahkan ke Polsek Purwoharjo.

Kapolsek Purwoharjo, AKP Heru Slamet Hariyanto, menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan, Robyek menunjukkan tanda-tanda gangguan jiwa. “Setiap ditanya petugas, keterangannya berubah-ubah. Untuk makan, ia mengemis, dan sehari-harinya mencari barang bekas,” ujarnya.

Heru juga menyebut, pihak keluarga tidak melanjutkan laporan dugaan penculikan karena kondisi kejiwaan Robyek.

Peristiwa ini kembali menyoroti persoalan mendasar: minimnya penanganan terhadap ODGJ di ruang publik. Tanpa pemahaman dan pendekatan yang tepat, mereka kerap menjadi korban kekerasan atau salah paham, bahkan dalam kasus tanpa unsur kriminal.

Pakar kesehatan jiwa dari Banyuwangi, dr. Retno Widyastuti, menyayangkan insiden tersebut. “Kita butuh edukasi masyarakat tentang cara mengenali dan memperlakukan ODGJ. Jika dibiarkan, stigma bisa menyebabkan pelanggaran HAM dan memperparah kondisi mental mereka,” ujarnya.

Robyek kini telah diamankan dan dalam pengawasan pihak keluarga. Namun, insiden ini menjadi pengingat bahwa edukasi masyarakat dan intervensi sosial terhadap ODGJ harus menjadi prioritas—agar mereka tidak lagi menjadi korban ketakutan yang tidak berdasar.(Ali)