BanyuwangiNews.com - Dalam upaya mengolah potensi hasil tani lokal menjadi produk bernilai guna dan ekonomi, mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada, Ezra Jared dari Program Studi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP) angkatan 2022, memprakarsai program sosialisasi inovatif bertajuk “Permen Gummy Buah Naga untuk MPASI dan UMKM”, yang dilaksanakan pada Selasa, 15 Juli 2025 di Desa Tamansari, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi.
Bertempat di kediaman salah satu anggota PKK, kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK yang antusias mengikuti praktik langsung pembuatan permen gummy. Inovasi ini tak hanya ditujukan sebagai makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi dan alami, tetapi juga sebagai peluang produk kreatif yang dapat dikembangkan dalam skala rumah tangga untuk mendukung ekonomi keluarga.
Ezra Jared menjelaskan bahwa ide program ini muncul dari kenyataan bahwa buah naga sebagai hasil utama pertanian Desa Tamansari kerap mengalami surplus dan belum termanfaatkan secara maksimal. Melalui pemanfaatan bahan lokal tersebut, Jared memperkenalkan resep sederhana namun bernilai tinggi—permen gummy berbasis buah naga yang aman, sehat, dan mudah dibuat.
“Saya melihat buah naga di sini sangat melimpah, tapi sayangnya sering kali tidak terserap pasar dan akhirnya terbuang. Maka dari itu, saya ingin mengenalkan inovasi sederhana yang bisa dimanfaatkan ibu-ibu untuk anak-anak sebagai MPASI, sekaligus membuka peluang usaha berbasis pangan lokal,” ujar Ezra Jared saat memberi sambutan.
Selama sosialisasi, Ezra Jared memandu proses pembuatan permen secara langsung, mulai dari pemilihan buah, pencampuran bahan, penggunaan alat, hingga teknik pemanasan dan pencetakan. Tak hanya memberikan penjelasan teknis, ia juga membuka sesi diskusi seputar ketahanan produk, pemasaran, hingga potensi pengembangan skala usaha kecil.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi icip produk dan diskusi rencana tindak lanjut, termasuk kemungkinan pelatihan lanjutan untuk produksi dalam jumlah besar. Para peserta menyambut hangat kegiatan ini dan berharap inovasi serupa dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian desa.
“Saya pribadi sangat senang melihat antusiasme ibu-ibu hari ini. Harapan saya, ide kecil ini bisa jadi pemantik untuk lebih banyak inovasi berbasis potensi lokal yang berdampak nyata,” tambah Ezra Jared.
Dengan kolaborasi antara pengetahuan teknologi pangan dan semangat pemberdayaan masyarakat, program ini menjadi contoh konkret bagaimana mahasiswa dapat berkontribusi aktif dalam menciptakan solusi berkelanjutan bagi desa.(Raissa Putri Adi Hartawan)