BanyuwangiNews.com - Salah satu wisata populer di Banyuwangi, khususnya wilayah selatan pasti ada yang mengenal wisata Gumuk Kantong. Destinasi wisata ini terletak di Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar.
Gumuk Kantong dari dulu hingga kini masih menjadi primadona bagi peminatnya. Wisata yang indah tapi juga ramah di kantong.
Pengunjung cukup membayar biaya tiket masuk sebesar Rp 20 ribu untuk roda empat dan Rp 10 ribu untuk kendaraan roda dua.
Keunggulan Gumuk Kantong, wisata ini memiliki pemandangan laut yang indah. Memanjakan mata bagi setiap wisawatan yang datang.
Ombak berkejaran, berwarna biru, suasana pantai yang bersih menyejukkan hati. Ditambah rimbunnya pohon cemara nan hijau menambah syahdu suara debur ombak yang merdu.
Bagi pengunjung yang suka kuliner tak perlu repot untuk membawa bekal dari rumah. Karena, di tempat ini sudah tersedia aneka makanan, termasuk kuliner khas Banyuwangi.
Sebut saja, pecel rawon, sego tempong, rujak kelang hingga aneka olahan ikan yakni ikan bakar berbagai menu. Terdapat pula makanan ringan ayam geprek, sosis bakar, hingga olahan pentol.
Bagi pengunjung yang membawa anak-anak juga tak perlu khawatir buah hatinya bosan. Karena di Gumuk Kantong juga tersedia mainan anak-anak yang menggugah kreasi mereka.
Di antaranya, mainan kolam pancing, mobil-mobilan, hingga wahana mainan pasir.
Ternyata, tidak hanya warga lokal yang datang di wisata Gumuk Kantong ini. Kepopuleran wisata ini juga menembus rasa penasaran warga luar kota untuk datang.
Salah satunya Rista Ferdian. Wisatawan asal Klaten, Jawa Tengah mengaku jauh-jauh karena kepincut dengan suasana alam yang indah dan harga tiket yang cukup murah.
"Awalnya saya tidak tahu pantai ini, tapi ini tadi diajak saudara saya yang di Muncar. Ternyata bagus juga, memang harus diakui Banyuwangi pantainya cantik-cantik" ujar Rista kepada BanyuwangiNews.com, Minggu (16/2/2025).
Tapi, keriuhan pengunjung harus diakui hanya terjadi saat momen liburan saja. Di hari biasa, tak banyak warga yang datang ke pantai ini.
"Wisata ini paling ramai dikunjungi saat hari libur atau tanggal merah. Saat hari-hari biasa ada pengunjung tetapi tidak seramai tanggal merah," ungkap Hendra salah seorang pelaku UMKM di lokasi itu. (ali/amn)
