BanyuwangiNews.com – Sejarah mencatat bahwa Banyuwangi menjadi tuan rumah kejuaraan balap sepeda bertaraf internasional yang pertama kali digelar pada tahun 2012.
Kejuaraan tersebut diberi nama International Tour de Banyuwangi Ijen, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tour de Ijen.
Pada masa awal penyelenggaraan, ajang ini sempat dianggap asing dan diragukan, karena Banyuwangi dinilai tidak memiliki infrastruktur balap memadai.
Namun, berkat tekad kuat Pemerintah Daerah dan kolaborasi berbagai pihak, ajang ini sukses digelar menggunakan jalanan kota hingga pedesaan di Bumi Blambangan.
Keindahan alam, terutama tanjakan menuju Kawah Ijen, menjadi daya tarik tersendiri sekaligus ikon kompetisi, menjadikan Tour de Ijen sebagai ajang sport tourism yang mempromosikan pesona alam Banyuwangi.
Sepanjang penyelenggaraannya, Tour de Ijen melahirkan para juara dari berbagai negara. Pada 2012, balapan perdana digelar pada 7–9 Desember menempuh tiga etape sejauh 382,1 km. Juara umum diraih Ki Ho Choi dari Hong Kong, unggul atas Oscar Pujol dan Timo Scholz.
Tahun 2013, lomba berlangsung 3–6 Oktober dalam empat etape sejauh 606,5 km. Mirsamad Poorseyedi Golakhour dari Iran tampil dominan di tanjakan Ijen dan keluar sebagai juara.
Memasuki 2014, balapan yang telah masuk kalender resmi UCI diselenggarakan pada 6–9 Mei dengan empat etape (133,2 km / 180 km / 163,5 km / 146,2 km), total 622,9 km.
Peter Pouly asal Prancis dari tim Singha Infinite menjadi juara. Ia kembali meraih gelar pada 2015, yang digelar dengan rute 614,5 km terbagi dalam empat etape (135 km / 180 km / 165 km / 134,5 km).
Pada 2016, balapan digelar 11–14 Mei dengan total jarak 599,2 km (133,2 km / 180,2 km / 165 km / 120,8 km). Peter Pouly sempat finis tercepat, namun didiskualifikasi, dan gelar juara diberikan kepada Jai Crawford dari Australia.
Tahun 2017, rute lebih pendek sejauh 533 km tetap menghadirkan persaingan sengit, dan dimenangkan oleh Davide Rebellin, pembalap Italia berusia 46 tahun dari tim Kuwait-Cartucho.es.
Pada 2018, Benjamin Dyball (Australia) tampil gemilang dalam total jarak 599 km dan menjuarai etape terakhir menuju Kawah Ijen. Tahun 2019 menjadi edisi terakhir sebelum pandemi, dengan jarak 520,6 km.
Robbie Hucker dari Australia (Team UKYO) keluar sebagai juara, unggul tipis di klasemen atas lawan-lawannya.
Setelah vakum empat tahun, Tour de Ijen kembali hadir pada 22–25 Juli 2024 dengan jarak tempuh 632 km dalam empat etape. Merhawi Kudus dari Eritrea (Trengganu Cycling Team) tampil dominan, menyapu bersih Yellow Jersey dan Polkadot Jersey. Gelar Green Jersey diraih oleh Laas Martin dari Estonia, sedangkan Gandrung Jersey untuk pembalap terbaik Indonesia diberikan kepada Muh. Imam Arifin dari Tim Nusantara. (amn)