BanyuwangiNews.com – Momen kebangkitan semangat kebersamaan pemuda di Desa Pengatigan, Kecamatan Rogojampi, terasa begitu kuat saat ratusan pemuda dari empat dusun: Cangkring, Lugjag, Gurit, dan Krajan, bersatu dalam sebuah acara besar bertajuk deklarasi damai SEKAWAN, Minggu (3/8/2025).
Digelar tanpa bantuan dana pemerintah desa, acara ini menjadi bukti nyata bahwa pemuda bisa bergerak mandiri, bersatu dalam satu semangat untuk menciptakan perubahan positif.
“Sudah lama pemuda-pemuda ini tidak pernah duduk bersama. SEKAWAN menjadi wadah baru untuk menyatukan kembali semangat guyub rukun antar pemuda Pengatigan,” kata Imam Baihaqi, Ketua SEKAWAN Pengatigan.
Rangkaian acara berlangsung meriah dan penuh warna. Diawali dengan senam Zumba bersama, dilanjutkan hiburan rakyat, hingga konser musik One Pro yang menghadirkan artis-artis lokal Banyuwangi. Tak ketinggalan, pameran UMKM dan bazar produk lokal menambah daya tarik sepanjang hari.
Baca Berita :
https://banyuwanginews.com/view/layanan-kpop-bikin-peternak-makin-percaya-diri
https://banyuwanginews.com/view/yandu-kpop-di-kecamatan-srono-targetkan-200-ekor-ternak
https://banyuwanginews.com/view/cluring-dan-kabat-menjadi-pamungkas-pelaksanaan-yandu-kpop-2025
Namun, lebih dari sekadar hiburan, para pemuda SEKAWAN menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian budaya Banyuwangi. Mereka turut menampilkan tarian Gandrung, ikon budaya khas Banyuwangi, serta kesenian Barong, yang menjadi simbol kekuatan tradisi dan kebersamaan.
“Kami tidak hanya ingin mempersatukan pemuda, tapi juga menjaga identitas budaya. Tarian Gandrung dan Barong adalah warisan leluhur yang harus terus kami rawat,” ujar salah satu panitia yang juga dikenal sebagai selebgram Banyuwangi.
Acara ini tak hanya mendapat sambutan positif dari warga setempat, tetapi juga dari pemuda daerah lain. Salah satunya, Kang Joko dari Desa Gumuk, Kecamatan Glagah, yang menyebut kegiatan tersebut layak menjadi contoh.
“Ini bukan sekadar acara pemuda biasa. Ini bisa jadi pilot project yang inspiratif bagi daerah lain. Pemuda bisa bersatu, berkarya, dan tetap menjaga budaya,” ungkapnya.
Meski tanpa dukungan anggaran resmi, semangat gotong royong para pemuda SEKAWAN telah membuktikan bahwa sinergi dan rasa cinta terhadap desa serta budaya bisa menjadi kekuatan besar untuk perubahan yang lebih baik.