BanyuwangiNews.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi, melalui Ketua Umum KH. Muhaimin Asymuni, mengeluarkan imbauan untuk melarang kegiatan sahur keliling menggunakan sound horeg menjelang bulan suci Ramadan. Langkah ini diambil guna menjaga ketertiban dan kenyamanan masyarakat selama menjalankan ibadah puasa.
"Ramadhan ini harus kita hiasi dengan ibadah dan hal-hal yang bermanfaat. Jangan kotori bulan yang suci ini dengan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah dan mengganggu ketertiban umum," tegas KH. Muhaimin Asymuni.
Beliau menyoroti penggunaan sound horeg untuk membangunkan sahur yang suaranya sangat keras, bahkan sering dimulai sejak pukul 12 malam, jauh sebelum waktu sahur sebenarnya. Hal ini dianggap dapat mengganggu kenyamanan masyarakat yang masih beristirahat.
"Ini kan suaranya sangat memekakkan telinga. Apalagi keliling saat masyarakat masih istirahat. Masih cukup jauh dari waktunya sahur. Bahkan jam 12 malam sudah keliling," tambahnya.
Selain itu, KH. Muhaimin juga mengingatkan agar penggunaan pengeras suara di masjid dan mushola selama Ramadan mengikuti pedoman yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama. Beliau merujuk pada Surat Edaran Menteri Agama No SE 05 tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Mushola.
Misalnya, untuk kegiatan tadarus setelah pukul 22.00 WIB, disarankan menggunakan pengeras suara internal saja tanpa dipancarkan melalui speaker luar.
"Seperti halnya tadarus selama Ramadhan. Silakan diramaikan. Tapi, kalau sudah pukul 22.00, cukup menggunakan pengeras suara dalam saja. Tidak perlu dipancarkan lewat speaker di atas menara," jelasnya.
Imbauan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih bijaksana dalam menjalankan aktivitas selama bulan Ramadan, sehingga suasana damai dan khusyuk dapat tercipta di tengah lingkungan yang harmonis. (amn)
