BanyuwangiNews.com – SPBU 54.684.08 Krikilan, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, mulai memberlakukan pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) akibat lonjakan permintaan. Setiap kendaraan kini hanya diperbolehkan membeli maksimal 10 liter BBM, dan pembelian menggunakan jeriken atau dirigen dilarang.
“Kami membatasi pembelian agar semua kendaraan yang datang tetap kebagian. Setiap motor hanya boleh isi maksimal 10 liter, tidak boleh bawa dirigen,” ujar Mulyono, pengawas SPBU Krikilan, Selasa (30/7/2025).
Pembatasan ini diberlakukan menyusul meningkatnya jumlah pembeli yang datang dari luar wilayah, termasuk dari Kabupaten Jember. Seperti diketahui, beberapa hari terakhir terjadi kelangkaan BBM, khususnya Pertalite, di sejumlah wilayah Jember, seperti Pakusari, Ajung, Mayang, dan sekitarnya. Banyak warga rela menempuh perjalanan jauh hingga ke Banyuwangi demi mendapatkan bahan bakar.
“Penjualan kami biasanya sekitar 16 ribu liter per hari, tapi dua hari terakhir melonjak jadi 17 ribu liter Pertalite dan 10 ribu liter Pertamax. Ini paling tinggi dalam beberapa bulan terakhir,” jelas Mulyono.
Hari ini saja, SPBU Krikilan menerima dua kali pengisian BBM. Pengisian pertama dilakukan pukul 09.00 WIB sebanyak 16.000 liter Pertalite, dan pengisian kedua pada pukul 13.30 WIB terdiri dari 16.000 liter Pertalite serta 8.000 liter Pertamax.
Di sisi lain, sejumlah SPBU lain di Banyuwangi mulai mengalami tekanan. SPBU Curahtangi, Setail, Genteng, dilaporkan kehabisan stok BBM hari ini, hanya stok BBM Solar yang masih aman.
Meski permintaan meningkat tajam, Mulyono memastikan pasokan BBM di SPBU Krikilan masih dalam kondisi aman. “Kami terus berkoordinasi dengan Pertamina agar distribusi tidak terganggu, dan tetap melayani masyarakat secara merata,” tandasnya.(Ali)