BanyuwangiNews.com - Kelompok Tani Joyo Boyo, Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo hingga kini masih fokus pada pertanian bawang merah. Hasil panen mereka terbukti meningkat dari tahun ke tahun.
Kuncinya, mereka memiliki cara unik untuk mengusir hama sekaligus meningkatkan hasil produksi panen bawang merah. Salah satunya memakai jebakan lampu alias light trap di area sawah mereka.
Light trap yang dimaksud adalah berupa lampu LED berwarna hijau di areal tanaman bawang merah. Lampu-lampu itu terpasang dan hanya menyala pada malam hari.
Tujuannya, menangkal kupu-kupu putih (kaper/grayak) yang menjadi hama utama tanaman bawang merah.
Petani setempat menamai teknik itu dengan sebutan Lautan Merah (Lampu Meningkatkan Produksi Bawang Merah). Meraka tergabung dalam Kelompok Tani ini sebanyak 30 orang dan menerapkan teknik ini di lahan seluas 7 hektar.
Ketua Poktan Tani Joyo, Hendro Kurniawan, menyebut menggunakan light trap sejak 2020. Ide itu berawal dari banyak petani yang mengeluh serangan hama kaper.
"Para petani hanya mengandalka penggunaan bahan pestisida untuk mengatasinya," ungkapnya.
Namun, kata Hendro menghitung harga pestisida sangat mahal. Selain itu juga berbahaya bagi lingkungan jika digunakan dalam jangka panjang.
"Akhirnya kami berinisiatif memasang lampu untuk menangkal serangan kaper," katanya.
Light trap itu bekerja mampu menarik perhatian hama datang. Kawanan kupu-kupu dan serangga lainnya itu hanya menempel pada lampu.
"Lampu ini sebagai repellent yang dipercaya dapat menarik perhatian kupu-kupu (kaper) sehingga mereka tidak hinggap dan bertelur di daun bawang," kata Hendro.
Menurut Hendro, saat kaper bertelur mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur. Setelah menetas, telur akan menjadi ulat yang dapat merusak dan menghambat pertumbuhan tanaman bawang merah.
"Inilah musuh utama petani bawang merah. Makanya kita mencari cara agar kaper ini tidak sampai hinggap dan bertelur di tanaman kita," ujarnya.
Penerapan light trap saat ini telah dilakukan di lahan bawang merah seluas total 50 hektar se-Banyuwangi. Untuk mendorong produktivitas, Pemkab memberikan berbagai bantuan di antaranya berupa mulsa, NPK, dan pupuk organik kepada sejumlah kelompok tani.
Terbukti, hasil produksi bawang merah meningkat menghasilkan rata-rata 13 ton (2023), dari sebelumnya 10 ton per hektar (2022). Selain itu, penggunaan pestisida juga berkurang hingga 40 persen sehingga mampu menekan biaya produksi petani. (amn)