Tiga Warga Binaan Lapas Banyuwangi Menulis Al-Quran Ukuran Besar

Banyuwangi – Tiga orang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi tengah menjalani aktivitas luar biasa, yaitu menulis Al-Quran berukuran besar. Setiap lembar Al-Quran tersebut memiliki panjang 96,5 sentimeter dan lebar 70,3 sentimeter, hampir mencapai satu meter.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan pelatihan kaligrafi yang digelar oleh Lapas Banyuwangi sejak awal Ramadan. Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, menjelaskan bahwa pelatihan kaligrafi ini diikuti oleh dua belas warga binaan, dengan tiga di antaranya telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam menulis Al-Quran berukuran besar tersebut.

“Proses penulisan Al-Quran ini ditargetkan dapat selesai dalam waktu enam bulan ke depan,” ujar Mukaffi. 

Mukaffi menambahkan, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pembinaan yang positif bagi warga binaan. Selain mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat, pelatihan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan spiritualitas mereka.

“Kami akan terus berupaya untuk melibatkan lebih banyak warga binaan dalam pembinaan kaligrafi dan penulisan Al-Quran ini,” ungkapnya.

Pelatihan kaligrafi ini terlaksana berkat kolaborasi antara Lapas Banyuwangi dan sejumlah perajin kaligrafi setempat. Tiga instruktur kaligrafi profesional aktif mengajarkan teknik menulis kaligrafi kepada warga binaan, sambil membimbing mereka dalam memahami makna dan keindahan seni Islami.

Mukaffi berharap Al-Quran berukuran besar yang sedang ditulis ini tidak hanya menjadi bukti hasil pembinaan di Lapas Banyuwangi, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.

“Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa Lapas tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai wadah untuk mengembangkan potensi dan kreativitas warga binaan,” imbuhnya.

Mahmud, salah satu perajin kaligrafi yang terlibat dalam pelatihan, mengungkapkan bahwa seni kaligrafi bukan hanya soal keindahan tulisan, tetapi juga mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian.

“Saya berharap para warga binaan ini dapat mengambil nilai positif dari seni kaligrafi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” kata Mahmud.

Salah satu warga binaan, yang dikenal dengan inisial MC dan terjerat perkara penyalahgunaan narkotika, menyatakan rasa syukurnya atas kesempatan yang diberikan untuk belajar dan menyalurkan kreativitas.

“Kami sangat bersyukur bisa belajar kaligrafi di sini. Ini adalah kesempatan yang sangat berharga bagi kami untuk berkarya dan mendekatkan diri kepada Allah,” ujarnya. (amn) 

Related Post

Tinggalkan Komentar

banyuwanginews.com

Merupakan Media Online yang berada di Banyuwangi dengan mengutamakan informasi yang cerdas, Akurat dan berimbang