BanyuwangiNews.com– Dugaan buruknya pengelolaan keuangan desa berujung pada pengunduran diri Kepala Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Yudi Wiyono. Ia menyerahkan surat pernyataan mundur di atas materai setelah desakan keras dari warganya sendiri dalam audiensi panas yang berlangsung di Balai Desa Plampangrejo, Senin (28/4/2025).

Audiensi yang diinisiasi Aliansi Masyarakat Peduli Desa (AMPD) itu mempersoalkan ketidakjelasan realisasi 24 kegiatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) 2024. Dari total anggaran Rp857 juta lebih, hanya sekitar Rp224 juta yang terealisasi. Sisanya, Rp633 juta lebih, dipertanyakan keberadaannya.

"Sudah kami tanyakan satu persatu dalam audiensi, tapi jawaban dari kepala desa tidak memuaskan dan justru membingungkan," kata Ponirin, perwakilan AMPD, saat ditemui usai audiensi.

Beberapa poin yang disorot warga antara lain tidak disalurkannya Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada puluhan keluarga, tidak dibayarkannya tunjangan perangkat desa dan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), hingga penunggakan pajak kendaraan desa.

Dalam audiensi itu, Yudi sempat mengakui adanya keterlambatan pembayaran untuk beberapa program, salah satunya dana ketahanan pangan. Namun penjelasan yang diberikan dianggap berbelit-belit dan tidak transparan.

Situasi sempat memanas setelah warga yang menunggu di luar pendopo mulai berteriak menuntut Yudi Wiyono segera turun dari jabatannya. Tekanan itu akhirnya membuat Yudi menyerah, menulis dan menandatangani surat pengunduran diri di hadapan warga, pihak kecamatan, serta aparat kepolisian.

Surat pengunduran diri tersebut kemudian diserahkan kepada Ketua BPD Plampangrejo, Agus Sakiyar, yang sedari awal mengawal jalannya audiensi.

Warga kini berharap adanya audit lebih lanjut terhadap keuangan desa untuk mengungkap dugaan penyelewengan yang terjadi selama kepemimpinan Yudi Wiyono.(Ali)