BanyuwangiNews.com – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Banyuwangi menemukan banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) hingga POM mini yang belum memenuhi standar keselamatan kebakaran. Temuan ini hasil dari inspeksi intensif yang digelar sejak awal tahun 2025.

Kepala Dinas Damkarmat Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan, melalui Kepala Bidang Pencegahan Agus Supriyanto, mengungkapkan bahwa mayoritas alat proteksi kebakaran yang digunakan SPBU masih belum sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 180/2022.

“Baru tujuh SPBU yang alat proteksinya sudah sesuai. Selebihnya masih banyak yang tidak memenuhi standar, baik dari jenis medianya maupun cara penempatannya," kata Agus saat ditemui, Senin (28/4/2025).

Lebih mengkhawatirkan lagi, Damkarmat juga menemukan adanya praktik ilegal dari vendor pengisian ulang Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang mengeluarkan sertifikasi keselamatan tanpa izin resmi. Padahal, sertifikasi alat hanya boleh dikeluarkan oleh lembaga terakreditasi yang memiliki tenaga ahli bersertifikat.

Untuk mempercepat penertiban, Damkarmat Banyuwangi telah menyusun tahapan penindakan. SPBU yang melanggar standar akan diberikan Surat Peringatan (SP) 1 pasca inspeksi, dilanjutkan dengan SP2 jika dalam enam bulan tidak ada perbaikan. Bila tetap abai, Damkarmat akan memasang plakat khusus sebagai tanda bahwa lokasi tersebut tidak memenuhi standar keselamatan.

“Kami juga akan berkoordinasi dengan Satpol PP, dinas perizinan, dan instansi lain untuk memperkuat upaya ini,” ujar Agus.

Pada tahun ini, Damkarmat Banyuwangi memang baru bisa mengintensifkan pengawasan karena sudah memiliki personel bersertifikat pemeriksa alat proteksi kebakaran. Pemeriksaan dijadwalkan berjalan setiap hari, mencakup wilayah Banyuwangi utara hingga selatan, termasuk daerah Kalibaru.

Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan publik di area berisiko tinggi seperti SPBU, yang rentan terhadap potensi kebakaran jika alat proteksi tidak sesuai standar.(Ali)