Harga Jeruk Nipis di Banyuwangi Tak Sampai Rp 1000 Perkilo, Apa Jadinya

Robet Saputra bersama pegawainya sedang mensortir jeruk nipis di gudangnya di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Jumat (21/2/2025).

BanyuwangiNews.com - Para petani jeruk nipis di Banyuwangi, khususnya Kecamatan Tegaldlimo harus menerima kenyataan pahit kali ini. Pasalnya, kondisi harga jeruk nipis saat ini sedang dalam posisi anjlok. 

Bayangkan, di musim ini harga jeruk nipis tak mampu menembus angka Rp 1000 perkilogram. Terakhir, harga tersebut hanya mentok di angka Rp 700 perkilogram. 

Kondisi itu jelas menjadi pukulan berat bagi para petani. Karena, harga untuk hasil panen yang mereka harapkan tidak sesuai. 

"Hari ini sudah naik Rp 200 perkilogram, sebelumnya cuma Rp 500 perkilogram," ungkap Rumini salah seorang petani, Jumat (21/2/2025). 

Padahal sebelumnya, jeruk nipis pernah menyentuh harga tertinggi Rp 14 ribu sampai Rp 18 ribu perkilogram. Hal itu disyukuri bagi para petani karena dinilai cukup menguntungkan. 

"Ya itu kok jatuhnya banyak banget, turunnya membuat petani bertanya-tanya," terangnya. 

Belum lagi, petani harus keluar biaya petik jeruk nipis. Kondisi harga yang jatuh membuat mereka tak sanggup mengeluarkan biaya lebih. 

"Misal kalau panen itu kan kita gak panen sendiri, kalau harga segitu buat bayar buruh saja tidak cukup," katanya. 

Sementara Robet Saputra salah satu pedagang dan pengepul jeruk nipis di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo mengaku harga memang turun sejak beberapa minggu terakhir. Kondisi itu biasanya disebabkan turunnya permintaan dari pasar. 

"Banyak faktor, cuaca hujan juga berpengaruh untuk harga jeruk nipis ini. Sehingga permintaan juga menurun yang berakibat harganya anjlok," jelasnya. 

Selain itu, kata Robet, lantaran harganya yang terus turun membuat pengepul juga lebih selektif. Dirinya mensortir ketat jeruk nipis yang akan dikirim. 

"Hanya yang betul-betul baik saja yang dikirim. Ya akibatnya banyak jeruk nipis dari petani yang nggak keangkat. Terpaksa sisanya dibuang atau dikembalikan ke pemilik," terangnya. 

Belum lagi kalau barangnya banyak membuat pengepul juga sulit. Apalagi saat pengambilan jeruk nipis terlambat. 

"Itu membuat jeruk nipis menguning sehingga harus masuk sortir lagi. Ya terpaksa merugi, karena barang yang sudah masuk dari petani tanggungan kami," katanya. 

Petani dan pengepul jeruk nipis berharap agar harga kembali normal seperti sedia kala. Sehingga petani maupun pengepul bisa sama-sama untung. (amn) 

Related Post

banyuwanginews.com

Merupakan Media Online yang berada di Banyuwangi dengan mengutamakan informasi yang cerdas, Akurat dan berimbang