BanyuwangiNews.com - Setelah menempuh perjalanan panjang, penuh harap dan sempat diselimuti ketidakpastian, rombongan jemaah haji asal Kabupaten Banyuwangi yang tergabung dalam Kloter SUB-44 akhirnya menginjakkan kaki di bumi pertiwi pada Rabu siang.
Pesawat yang membawa 450 lebih tamu Allah itu mendarat mulus di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, pukul 14.48 WIB. Disambut cuaca hangat khas Surabaya, mereka melanjutkan perjalanan menuju Asrama Haji Sukolilo. Di sana, pelukan, air mata, dan senyuman sudah menunggu sejak pagi hari.
Kedatangan para jemaah disambut langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Banyuwangi, Dr. Chaironi Hidayat. Dengan mata berbinar dan senyum lega, ia menyampaikan rasa syukur yang tak terkira.
"Alhamdulillah... Akhirnya, setelah berbagai dinamika dan koordinasi lintas negara, Kloter SUB-44 bisa pulang lebih cepat. Ini hadiah manis untuk para jemaah dan keluarga yang menanti dengan doa tak putus-putus," ujarnya di tengah suasana haru di pelataran asrama.
Sebelumnya, kepulangan mereka sempat menjadi tanda tanya. Kloter SUB-43 dan SUB-44 dijadwalkan terbang pada 26 Juni. Namun ketegangan di kawasan Timur Tengah, termasuk gesekan antara Iran dan Israel, mengacaukan rute penerbangan. Penutupan sementara Bandara Internasional Muskat di Oman sebagai titik transit utama membuat segalanya berubah.
Namun, di balik tekanan diplomatik dan logistik itu, koordinasi luar biasa dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Debarkasi Surabaya, hingga pihak maskapai berhasil menggeser langit mendung menjadi terang. Kloter SUB-44 diprioritaskan pulang lebih awal.
Tak heran, ketika satu per satu jemaah turun dari bus di halaman asrama, suara tangis bahagia langsung menyatu dengan teriakan takbir dan sholawat. Beberapa anak kecil memeluk erat nenek atau kakeknya, sementara para suami dan istri saling menatap lama, seolah tak percaya pertemuan itu akhirnya tiba.
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jatim, Dr. Achmad Sruji Bakhtiar, yang juga hadir dalam penyambutan, mengingatkan bahwa haji bukan hanya tentang pulang selamat, tapi tentang bagaimana jemaah membawa pulang nilai-nilai kemabruran ke tengah masyarakat.
"Jadikan lima hal sebagai bekal pulang: sabar, pemaaf, menjaga lisan, syukur, dan istiqamah," pesannya, yang disambut anggukan dalam diam oleh para jemaah.
Sementara Kloter SUB-43 masih dijadwalkan tiba Kamis esok, pihak PPIH memastikan bahwa semua proses pemulangan tetap berjalan dengan prinsip utama: keselamatan dan pelayanan terbaik.
Hari ini, Banyuwangi boleh berbangga. Warganya yang menapaki jalan suci di Tanah Haram kini kembali, membawa oleh-oleh paling berharga: pengalaman spiritual yang mendalam, serta semangat baru untuk menebar kebaikan sepulang dari rumah-Nya.(Ali)