Hanya Karna Rumput, Upacara Hari Santri Tidak Diijinkan Digelar Di Taman Blambangan

Tampak anak anak bermain bola dan bermain layang layang ditaman Blambangan ( Kamis,19/10/2023)

Banyuwangi, Hanya karna rumput, upacara peringatan hari santri terancam tidak bisa di gelar di lapangan taman blambangan. Pasalnya ijin penggunaan lapangan taman Blambangan untuk digunakan upacara peringatan hari santri ditolak oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Banyuwangi. Tak pelak, penolakan itupun memunculkan kekecewaan pada panitia maupun wali murid.

Penolakan itu dikarenakan rumput dan kultur tanah masih dalam tahap perbaikan dan perawatan dari kerusakan serta adanya perbaikan beberapa saluran air. Hal itu tertuang dalam surat resmi dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten Banyuwangi, nomor 556/4032/429.110/2023 tertanggal 18 Oktober 2023 yang ditandatangani Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M.Y. Bramuda, S.sos., M.B.A., M.M.

Sebagaimana di lansir dari Grafikanews.com, Panitia Peringatan Hari santri, M. Haris Jamroni saat dikonfirmasi media melalui saluran whatsappnya, Kamis (19/10/2023) mengaku kecewa dengan keputusan dinas kebudayaan dan pariwisata itu.

" Apalagi pemberitahuannya 3 hari sebelum pelaksanaan, sedangkan kami sudah mengirim surat sejak tanggal 30 September 2023," Sesal Jamroni.

Lebih kecewa lagi Jamroni saat mengetahui alasan penolakan ijin penggunaan lapangan itu hanya karna alasan rumput.

" Hari santri itu moment nasional, masak di kalahkan dengan alasan rumput,"kata Jamroni.

Padahal imbuh Jamroni, melalui pelaksanaan momentum hari santri nasional banyak pendidikan karakter yang bisa di salurkan misalkan melalui pembelajaran Baris Berbaris.

" Anak anak itu berlatih selama hampir dua bulan, melalui PBB anak didik ditanamkan disiplin dan pendidikan karakter lainnya," ujar kepala sekolah MIN 1 Sobo itu.

Jamroni berharap, pemerintah kabupaten Banyuwangi mau merubah keputusan itu.

" Selama ini anak anak sudah berlatih di lapangan Blambangan dan sudah menyesuaikan situasi lapangan, ketika pelaksanaannya harus pindah ke tempat lain tentunya harus menyesuaikan diri lagi," urai Jamroni.

Rencananya, upacara peringatan hari santri itu di ikuti oleh Sekolah MI negeri dan swasta, Pergunu dan Al ma'arif.

Kekecewaan yang sama juga diungkapkan wali murid yang sudah selama dua bulan mengikuti pelatihan anak anak mereka.

Putri, salah seorang wali murid sangat menyayangkan keputusan dinas kebudayaan dan pariwisata yang tidak mengijinkan penggunaan lapangan blambangan untuk upacara hari santri.

" Anak anak kami sudah berlatih selama dua bulan, sudah banyak waktu, tenaga dan biaya yang di keluarkan, menjelang pelaksanaan kok kami dapat kabar tidak bisa menggunakan lapangan Blambangan," sesal Putri.

Putri bersama wali murid rencananya akan mendatangi kembali kantor dinas kebudayaan dan pariwisata. Mereka menuntut agar di perbolehkan menggunakan lapangan blambangan untuk upacara peringatan hari santri.

" Tadi kami sudah ketemu bu Endang, tapi kami diarahkan untuk ketemu langsung kepala dinas," kata Putri.

Berbeda dengan yang tertuang dalam surat dinasnya, Kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M.Y. Bramuda, S.sos., M.B.A., M.M. saat dikonfirmasi media melalui chat whatsappnya mengatakan bahwa penggunaan taman Blambangan hanya untuk kepentingan pemerintah daerah atau mandatory dengan pertimbangan kekhususan, untuk upacara kenegaraan, dan sarana olah raga rakyat.

" Pertimbangan tersebut didasarkan karna pasca acara banyak sekali kerusakan yang ditimbulkan dan perlu waktu dan biaya untuk perbaikan kembali," terang Bram dalam chat whatsappnya.

Bram juga menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan audiensi dengan pihak panitia sekitar dua minggu yang lalu.

" Telah kita sampaikan untuk menggunakan lapangan lain dengan tidak menurunkan makna acara tersebut, dan panitia sudah memilih alternatif lapangan Giri,"ujar Bram.

" Jadi kalau dikatakan penolakan ini hanya penegasan melalui surat untuk menggunakan sarana fasilitas lapangan lainnya sesuai hasil pertemuan dua minggu yang lalu, semoga menjadi pemahaman bersama,"imbuh Bram.

Secara terpisah, salah seorang pelatih paskibraka cilik Pelda Dedy Rizal mengakui ada beberapa kesulitan yang dihadapi paskibraka cilik. Selain harus beradaptasi lagi, sarana di lapangan Giri juga di rasa kurang seperti tiang bendera tidak ada.

" Secara psykologis jelas berbeda melatih paskibraka siswa SMA dan Siswa SD, tentunya tantangan dan hambatannya lebih berat melatih anak SD misalnya selama ini latihan di lapangan Blambangan begitu pindah ke lokasi lain banyak yang lupa akan formasi dan arahnya," kata personil Kodim 0825 Banyuwangi itu.

Sementara itu Sekda kabupaten Banyuwangi saat di konfirmasi media melalui whatsappnya belum menjawab hingga berita ini ditayangkan.

Berdasarkan pantauan pada kamis sore, banyak anak anak bermain bola di lapangan taman Blambangan. Tak hanya main bola, ada juga yang bermain layang layang.

Pewarta Agus Irawan

Related Post

banyuwanginews.com

Merupakan Media Online yang berada di Banyuwangi dengan mengutamakan informasi yang cerdas, Akurat dan berimbang